Banner Tiket Club

Sabtu, 22 September 2012

Pulau Helgoland dari Dekat



Pulau Helgoland adalah pulau kecil dengan luas sekitar 1 km persegi terletak di Samudra Atlantik yang masuk ke wilayah Jerman. Luasnya hanya 1,7 km2 dan jumlah penduduknya 1.131 orang. Terletak sekitar 46 km dari daratan Jerman.

Dari kota Hamburg saya naik kereta beberapa jam sampai kota Büsum, dari kota Busum ini naik kapal ferry Lady von Büsum sampai pulau Helgoland. 




Saung tempat melihat pemandangan laut kota Busum

Sekitar jam 930 naik ferry. Penumpangnnya nggak penuh. Langit mendung. Mula-mula gelombang nggak terlalu besar, tapi makin ke tengah makin besar gelombangnya. Karena minum obat anti mabok saya  ketiduran. 

Tempat naik kapal ferry




Kurang lebih jam 12 pulau Helgoland sudah kelihatan. Karena ferry tidak bisa merapat, penumpang diturunkan di lepas pantai disambung dengan perahu kecil. Asyik juga bisa menikmati gelombang laut Atlantik. Setelah sampai di pantai lalu pergi ke AWI (Alfred Wegener Institute), lembaga penelitian kelautan. 
Di sana dijelaskan tentang lobster dan kepiting. Setelah itu saya lihat-lihat toko yang jual minyak wangi barangkali ada yang murah, tapi ternyata harganya mahal-mahal. Meskipun di pulau ini tax free, tapi harga dirasa masih mahal, saya mengurungkan niat untuk beli minyak wangi. Akhirnya hanya beli postcard 2 lembar. 

Sebenarnya di pulau ini tidak ada tempat yang istimewa. Memang ada pantai yang bisa untuk berenang bila musim panas.

Lalu jam 330 kembali lagi ke tempat naik ferry. Dan lagi-lagi perjalanan panjang kembali ke Büsum. Setelah sampai di Büsum langsung mengejar kereta ke Hamburg. 




Danau Hakone yang Bening

Danau Hakone yang terletak di propinsi Kanagawa Jepang merupakan daerah wisata terkenal yang tidak terlalu jauh dari pusat kota Tokyo. Kalau akses dari Tokyo bisa naik dari stasiun Tokyo  dengan Shinkansen KODAMA turun di stasiun Odawara dengan tarif 3.130 Yen disambung dengan bis  sampai Togendai dengan tarif 1.200 Yen.

Saya sendiri menuju Hakone menggunakan mobil dari Susono City yang ditempuh hanya beberapa puluh menit.  Setelah parkit mobil saya turun ke bawah mendekati danau.
Airnya biru dengan pemandangan gunung Fuji yang puncaknya putih menambah kontrasnya pemandangan.
Setelah menikmati pemandangan di sekitar danau dan membuka bungkusan makan siang yang di bawah dari rumah, saya mencoba untuk nail rope way (kereta kabel)  yang membentang dari danau membelah pegunungan sekitar danau.
Di terminal Oowakudani Hakone

Rope way ini terdari dari 4 terminal/pemberhentian yaitu Togendai, Ubako, Oowakudani dan Souunzan. Sedangkan yang paling tinggi adalah terminal Oowakudani. Karena tujuannya ingin melihat dari ketinggian saya membeli tiket bolak-balik untuk ke Oowakudani. Untuk naik rope way ini harus mengantri cukup lama.

Di terminal Oowakudani saya turun dan melihat-lihat pemandangan. Gunung Fuji bisa dilihat dengan jelas.



Minggu, 02 September 2012

Landungsbrüchen, pelabuhan besar di Hamburg

Tempat naik kapal ferry
Meskipun jauh dari laut, kota Hamburg mempunyai pelabuhan besar dan termasuk besar di Eropa. Pelabuhan tersebut terdapat di sungai Elbe, sungai besar yang membelah negara Jerman.

Landungsbrüchen merupakan nama tempat yang sering saya singgahi untuk sekedar melihat-lihat suasana pelabuhan dengan menumpang kapal Ferry.
Bangunan khas Eropa tepi sungai

Dari kapal ferry ini saya bisa memandang ke daratan untuk melihat pemandangan bagunan khas Eropa yang antik. 
Kapal ferry yang saya tumpangi berukuran tidak terlalu besar, berlantai 2 dengan lantai 2 tanpa atap, pas untuk melihat-lihat pemandangan keluar. Bisa memuat sekitar 50-100 orang. Kendaraan yang diperbolehkan masuk hanya sepeda. Kapal ferry ini sebenarnya angkutan penghubung dari stasiun Landungsbrüchen ke beberapa tempat di pelabuhan. Makanya tiket masuknya pun bisa satu paket dengan tiket kereta. Misalnya lokasi fiscmarkt bisa dicapai dengan menggunakan kapal ferry ini.
Kapal Ferry


Sabtu, 01 September 2012

Berburu Museum di Amsterdam - Museum VOC -


Kapal VOC
Kenapa disebut berburu, karena memang belum tahu seluk beluk kota Amsterdam, sehingga harus lihat sana-sini seperti orang berburu di tengah hutan.

Pagi itu saya ditemani teman saya yang tinggal di Almere, kota pinggiran Amsterdam. Temanku mengajak pergi ke Museum VOC. Setelah menempuh puluhan menit dengan menggunakan mobil, saya sampai di museum yang dituju. Museumnya terletak di tepi laut atau muara sungai.

Di museum VOC ada perahu replika yang terbuat dari kayu yang pernah digunakan VOC untuk berlayar ke Indonesia. Ternyata perahunya tidak terlalu besar. Mungkin pada jaman tersebut perahu dari kayu ukuran maksimalnya hanya segitu. Di dalamnya banyak ruang-ruangnya. Ruang meriam, ruang masak, ruang tidur pegawai, ruang tidur pemimpin.

Di sana juga ada contoh proses pembuatan perahunya dan ada ruang contoh tali temali yang digunakan pelaut jaman tersebut. Ada juga ruang pameran dan audio visualnya.

Di atas kapal
Katanya untuk merekrut awak kapal tidak mudah. Ya iyalah, siapa yang mau diajak ke negeri antah berantah yang belum jelas bisa kembali lagi atau tidak.
Makanya untuk merekrut awak kapal  dilakukan di bar-bar. Mereka yang sedang mabok ditawari untuk jadi awak kapal dan menandatanganinya dalam keadaan mabuk sehingga mereka mau saja teken kotrak.
Memangnya bisa sah teken kontrak dalam kondisi mabuk? Entahlah. Itulah yang saya dengar dari temanku Rody orang Belanda. Benar atau tidaknya Wallahu A'lam.

Di tulisan nanti saya akan ceritakan kisah berburu museum hari kedua. Yang ini lebih seru karena saya berburu sendirian, hanya ditemani peta.

Berburu Museum di Amsterdam - Bagian 2 -